Zona Mumtaaz

Zona untuk mengenalku, Zona Dakwahku

Sabtu, 07 Juni 2014

Mahasiswa dan “Hewan-hewan” di sekelilingnya


Oleh Mumtaazun Fadli

“Asu Kowe! Celeng tenan Kowe! Jangkrik! Djancuk!”.
Apa yang kita rasakan jika mendengar perkataan-perkataan seperti di atas? Bagaimana pula jika perkataan-perkataan ini dilontarkan oleh seorang mahasiswa? Bahkan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Islam? Sudah barang tentu respon yang datang adalah ungkapan “Mahasiswa macam apa, perkataaanya kotor dan tidak sopan!”
Mahasiswa sudah sepatutnya mengedepankan pikiran dan hatinya ketika hendak bertindak dan berkata. Mulai dari kelakuan, pergaulan dengan orang lain dan apa yang dibicarakan haruslah menunjukkan bahwa ia adalah insan yang memiliki wawasan intelektual dan menjadi teladan bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan di Perguruan Tinggi mahasiswa mendapatkan berbagai ilmu baru yang belum didapatkan di tingkat pendidikan sebelumnya. Oleh karena itu, haruslah ada yang membedakan antara mahasiswa dengan pemuda seumuran lainya. Baik dari intelektualitasnya, perilakunya, gaya berbicaranya, dan lain sebagainya. Namun di sisi lain, sebagai agent of change,  justru masih kerap ditemukan hal-hal yang sangat tidak pantas ada pada diri kaum terpelajar ini. Berkata kotor, jorok, sumpah serapah, dan perkataan lain yang pada intinya adalah sebuah umpatan masih menjadi penghias dalam perkataan keseharian mereka. Sebuah umpatan memang menjadi sebuah bahasa tersendiri dalam berkomunikasi yang kerap ditunjukkan untuk megungkapkan ekspresi tertentu. Kekesalan, kekecewaan atau bahkan kemarahan sering menjadi pemicu kenapa seseorang bisa mengeluarkan kata-kata kotor.
Sering sekali kita melihat tayangan berita di televisi, para pelajar di Indonesia melakukan aksi tawuran. Salah satu pemicu utamanya adalah mungkin akibbat olok-lokan, saling mengumpat, yang intinya adalah perang mulut. Hal serupa juga terjadi di kalangan mahasiswa. Meskipun sudah menjadi mahasiswa, tidak lantas tradisi tawuran bisa hilang begitu saja. Banyak pula kerusuhan yang terjadi di kalangan mahasiswa, akhirnya bentrok pun kerap menjadi sajian penutup di dalam aksi turun jalan para mahasiswa.
Dalam sebuah jurnal penelitian dijelaskan, kata umpatan merupakan salah satu bentuk dari kata afektif, yakni suatu kata yang selalu berhubungan dengan penuturannya dan apabila dilafalkan akan mengandung nilai rasa, emosi dengan cara melampiaskan perasaan dalam bentuk ucapan atau ujaran. Pelampiasan perasaan ini bisa dilontarkan kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri.[1]
Di masyarakat kita ini, benyak jenis umpatan yang bermunculan. Dan jenis kata umpatan yang paling sering dilafalkan adalah dengan memakai nama-nama hewan. Salah satunya kata “Anjing” atau masyarakat Jawa menyebutnya dengan Asu, babi atau celeng adalah dua hewan yang menjadi trendmark dalam umpatan keseharian. Namun di luar itu, masih banyak kata-kata kotor nan jorok yang kerap dijadikan umpatan.
Anjing dan celeng adalah binatang yang menurut agama Islam adalah binatang yang haram untuk dikonsumsi. Kita juga pasti akan merasa jijik dengan gaya hidup seekor anjing dan celeng yang serba jorok. Bahkan air liur hewan-hewan ini saja sudah dihukumi najis paling berat. Jadi dengan semua hal menjijikan yang ada pada hewan-hewan tersebut apakah pantas dilontarkan kepada orang lain? Tentulah jika ada kejadian seseorang mengumpat di depan orang lain dengan kata anjing atau celeng, pasti akan menimbulkan respon yang tidak baik. Perkelahian dan permusuhan bisa saja terjadi setelahnya.
            Kata-kata umpatan ini biasanya diucapkan oleh masyarakat yang tidak berpendidikan atau masyarakat yang berpendidikan rendah serta tidak memiliki pengetahuan terhadap agama. Sebab setiap instansi pendidikan pasti mendidik siswanya untuk berkata baik dan sopan. Begitu pula dengan agama, pasti mengajarkan kepada umatnya untuk berlaku baik dan menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain. Mahasiswa sebagai manusia berintelektual progresif yang nantinya juga akan melanjutkan estafet dalam mendidik generasi selanjutnya, pantaskah jika dalam perkataanya banyak mengandung umpatan kotor?  
             





[1] Rachmad Rizky Putra. 2013. Bentuk Dan Fungsi Kata Umpatan Pada Komunikasi Informal Di Kalangan Sma Negeri 3 Surabaya:Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Skriptorium UNAIR Surabaya.

Minggu, 05 Mei 2013

Siap LDR ??

LDR, bagi sebagian orang mungkin kata ini sudah tidak asing lagi di telinga mereka. LDR jika diartikan panjang adalah sebuah jenis hubungan sepasang kekasih, atau mungkin juga Pasutri, dalam kondisi yang terpisah ruang, bisa beda kota, beda Pulau, atau bahkan beda negara. Dengan kata lain Hubungan Jarak Jauh.
LDR bukanlah sebuah musibah atau kecacatan dalam hubungan asmara. Namun, LDR bisa jadi merupakan sebuah resiko dalam sebuah hubungan yang harus di terima oleh siapa saja. Ya, siapa saja. Karena kemungkinan makhluk ini bisa menimpa siapa saja tanpa pandang bulu. Hanya mungkin berbeda motiv LDR yang menimpa satu dengan yang lainnya. Seperti, Sebab LDR, Lama LDR, dan Jauh-dekatnya LDR.
LDR bisa menimpa siapa saja dan dimana saja. Dari yang masih Pacaran, sudah bertunangan, atau bahkan yang sudah menikah. Dan masing-masing mempunyai kekhususan tersendiri.

Hubungan Long Distance Relationship memiliki keuntungan dan ketidakuntungan tersendiri. selain itu juga memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi karena intensitas pertemuan yang jarang.mungkin diera globalisasi teknologi dengan berkembangnya teknologi, LDR tidak terlalu menyulitkaN dalam hubungan. Namun, siapa yang tau?

Suci, sebagai seorang mahasiswi yang mengalami LDR berbeda Pulau dengan pacarnya kurang lebih selama hampir 1 tahun. sedikit menceriakan kisahnya,
LDR kata dia ada enaknya dan ada juga tidak enaknya. Senengnya tiap hari bisa SMS, telpon, Chating.
Tapi dia merasa lebih banyak tidak enaknya. Ketika dia sedang sibuk dan tidak bisa langsung membalas SMS, Pacarnya seringkali menyangka bahwa Dia punya pacar lain, Kata pacarnya Dia dikira tidak peduli, dan tidak sayang lagi. Dan ketika melihat teman yang lain mendapat kejutan, hadiah, ucapan langsung dari pacar di hari Ulang Tahunnya, Dia merasa iri sekali. Karena dia hanya mendapat Ucapan Ulang Tahun via SMS / telp.

Lain lagi ceritanya dengan Ifah yang statusnya telah lulus kuliah dan menjalin Hubungan dengan pasangnya yang hanya terpisah Purwokerto- bandung. Dia bercerita bahwa dalam LDR, yang harus dijaga adalah saling Mengerti dan memahami. Rasa Kangen dan Ingin bertemu seringkali menghinggapinya.  namun, ada sisi positif dari LDR yang di ungkapkan Ifah, katanya LDR mengurangi perbuatan maksiat. jadi, semakin jarang bertemu semakin sedikit maksiat. :)
Disatu sisi, Ifah juga seringkali mendengar kabar miring dari orang-orang tentang kekasihnya itu. namun, Ifah selalu berpikiran Positif untuk tetap mempertahankan hubungannya, Karena Ifah sudah menunggu peresmian hubungan mereka dalam pernikahan.

Ketika LDR menimpa hubungan Suami Istri, ini akan lain lagi ceritanya. hal ini diungakapkan oleh Yuni, wanita yang belum lama menikah dan kemudian ditinggal suaminya bekerja di Jakarta.
"Saya sedang menikmati masa-masa ini, masa pacaran setelah menikah. Aktifitas LDR saya cuma SMS, Telpon, Kasih Kabar dan yang penting tidak mengganggu aktifitas masing-masinng, karena saya masih kuliah, dan suami saya bekerja." jelasnya.
"Dan dengan hubungan seperti ini saya malah merasa seperti pengantin baru terus selamanya." Tambahnya.
Dan jika bicara mengenai resiko, Yuni berujar bahwa Menikah itu tidak akan pernah menimbulkan Resiko, justru malah sebagai solusi. Dari awal mereka mengaku sudah siap dengan LDR dan resikonya.

Jadi, Siap LDR??!

Selasa, 06 November 2012

My Dreams Job

There's a reason why I finally decided to go to college in the Department of Communication Broadcasting Islam. The reason is simple, with a lecture here, I will be able to realize my dream. Well, that's my simple thoughts.

Talk about a dream job, or ideals, I have a lot of goals. But in general my dream job is to be an expert in IT. Well, to be IT experts such as Roy Suryo, you must have known him?
Maybe the job is not practical work, but that was on my mind was really fun thing when I was invited to be a instructor or tentor in a seminar, then a guest speaker for various media. or later I will have the skills agency, or even a vocational school IT. The point is to share the knowledge I have.
In particular, one is my goal, to be the general an Islamic magazine. Well .. my principle goals is to share knowledge. Whether it's the science of the world or the hereafter. Departing from one of the activities I was reading a magazine, makes me want to create and publish a magazine with my own abilities. I also want to make a media propaganda mejalah me, where people are knowledgeable in Indonesia, to share knowledge and various information about Islam to people. The term arab says "doing good and avoiding evil".
To realize that goal, I think I must be diligent to learn about the science of business, science journalists, and so on. because of that, I tried to merge into obsession to get it.
Hopefully someday I can boast of my parents with this. Which parent would not support a human child as best man?
Because, the best of men, he who can benefit others.

Kamis, 09 Februari 2012

Aku terlahir tanpa seorang ayah




Ketika itu...“Aku terlahir tanpa sorang Ayah”.
Sebuah sejarah yang tak mungkin terlupa begitu saja.
Sebuah kenyataan getir yang baru kali ini aku ungkap.

Hemm... ...“Aku terlahir tanpa sorang Ayah”. Tanpa bisikan adzan darinya, untuk pertama kali aku dilahirkan didunia.Bukan ayahku telah tiada. Hanya waktu itu Ayah sedang dinas di Kota. Ceritanya. Aku sih percaya saja, mau gak percaya wong aku gak ada bukti outentik juga. Boro-boro inget juga.
Lalu, siapa yang membisikan adzan pas aku bayi dulu yah? Ini yang sampai sekarang ini belum sempat aku tanyakan ke ibu/ayahku. Sebenarnya gak terlalu jadi masalah juga sih, tapi sekedar ingin tahu saja. Toh aku sudah menjadi sosok remaja 20 tahun sekarang.
Hemm..mungkin aku terlalu “lebay” kalo harus mempermasalahkan hal ini. Ya sudahlah..tak usah kupikirkan dalam-dalam hal ini.
Tapi, kalo disangkut pautkan dengan apa-nya aku sekarang, mungkin ada pengaruhnya juga. Misal, aku-nya yang pas kecil tidak dekat dengan ayah, atau aku yang sampai saat ini belum berani untuk Adzan di Masjid/mushola..(kalo ini sih masalah mental yah.) :D

Sabtu, 28 Januari 2012

Terima Kasih Nyamuk

"Terima Kasih Nyamuk..!!"

Aku rasa tak ada salahnya dan memang ada benarnya juga aku megucap terima kasih untuk sobat kecil pengiring malam-malam sepiku. Berkat mereka, Aku yang paling susah - Karena belum membiasakan diri - bangun malam, malam ini Aku tersadar dari jiwa yang mengais mimpi.

Ku Semangati diri tuk berdiri berjalan menuju petilasan, meski suara binatang malam yang suaranya sangat stereo tepat disamping kamar. Rasa takut masih saja belum pergi tertinggall seiring kedewasaa. Sebenarnya apa sih yang aku takutkan? Aku sampai bingung sendiri.

Kurajut Do'aku. Kurangkai Kata-manis curhatan hati untuk-Nya, ku pasrahkan masalahku pada-Nya, ku renungkan Kebesaran-Nya supaya hati bertambah iman.



Minggu, 13 November 2011

Cita-Cinta-Cerita

Cita-cita, Asa, Keinginan, Motivasi, Semangat, Mimpi..sungguh istilah Psikologi yang sampai saat ini masih belum saja merasuk ke dalam diriku. Jangan tanya kenapa, aku saja bingung memikirkan hal yang satu itu. Ada lagi “Keep Ur Dream”, “ Keep Spirit..!!”, “Go Fight”..yang sering kali dilantunkan secara tegas - oleh para trainer-trainer - sambil mengacungkan genggaman ke atas.
Soal cita-cita? Aku punya. Tapi.. aku belum bisa secara lantang menyebutkanya. Faktor ragu mungkin, ragu pada diri sendiri, ragu apakah aku sanggup mencapai cita-cita.  Cita-cita, hah.. dulu pas jamane aku masih duduk di bangku Aisyiah juga di tanya begitu sama bu guru. Dan tahukah jawaban apa yang keluar dari celotehanku kala itu. “Dokteellllll.... holeee........” hahahaha.. Berbeda tentunya ketika aku ditanya hal yang sama pas jamane  aku sekolah SMP, “menjadi orang yang sukses..!!” Yoha...sebuah kalimat beruntun dan tak jauh berbeda dengan teman lainya yang ditanya mengenai cita-cita. Lalu Sedikit berpikir lagi dalam sebuah training motivasi, aku harus menuliskan Cita-citaku dan harus mengucapkannya LANTANG didepan peserta yang lainnya, agak malu juga, tapi mungkin ada baiknya. Aku sudah sedikit tertarik dalam satu bidang kala itu. Dengan mata terpejam dan selembar kertas kupegang, aku teriakkan.....” Aku Ingin Menjadi Ahli IT ”. Huuuuhh....Lega rasanya...!!
            Berbeda lagi soal mimpi, aku bermimpi ingin Terbang ke London, pergi mengembara menikmati kehidupan yang berbeda, saat itu aku tengah termotivasi dengan keinginan belajar English. Haha.. namanya juga abege. Labil.
            Dan saat ini, sedikit benar apa yg ku citakan ada wujudnya. Nyremped. Sekarang aku bekerja pada tempat yang tak jauh berbeda dengan yang namanya IT. Sebut saja komputer, hampir tiap hari mataku tak hengkang dari mengikuti jalanya corsor yang asyik kugoyangkan. Malah, hasilnya meluas ke berbagai sarana. Kamera DSLR, Kamera Shoting, hingga menyoal cetak-mencetak. Sayangnya, kepuasan batin belum aku rasakan sampai detik ini. Mungkin memang belum saatnya kali. Syukuri saja, apa salahnya.
Alhamdulillahirobbil ‘ alamin.
            Sebenernya nggak cuma sampai disitu hal yang pernah ku citakan. Pernah juga sempet pengen jadi Penulis, Penyiar Radio, Pemain Teater, dll. Satu fundamen yang menjadikan keinginanku ada. Haha...dengan Percaya Diri Tinggi aku merasa bahwa aku mempunyai bakat terpuruk, terpendam, dan tertinggal dalam diri. Yah..itu alasannya. Percaya Diri Itu penting, iya to...??

Berhubung sudah adzan Isya..jadi..ya..to be continue...God Willing.

Kamis, 20 Oktober 2011

Dan Kini....

DDan Kini.... 



Beranjak dari satu masalah, meningkat menjadi suatu problematika kehidupan, ditambah dengan suka duka bersosialisasi. Yah...itulah yang namanya hidup, selalu ada masalah. Dan satu hal yang selalu dituntut untuk bisa mengatasi atau paling tidak menyelaraskan, Dewasa, ya..Kedewasaan...

Tumbuh dari keluarga sederhana, dengan tiada khasnya, berjalan seperti biasa, layaknya.


Huft..hidup ini pilu, jika Ku menampik semua rasa Syukurku
Hidup ini gersang, jika ku tak  sedikitpun membasahinya dengan siraman iman.
Hidup ini...sepintas hanya mencari jalan mana yang benar...
Dan kehidupan sebenar-benarnya....akan ku awali...
dengan persiapan yangg tiada siapnya...


Lalu..sampai kapan???



 

Senin, 28 Februari 2011

Terinspirasi dari "KAMBING JANTAN"

apa???

heran??

kenapa??

aneh??...eits, bukan kambing "embe" bandot beneran kali. Tau Raditya Dika kan? iyaa..bener banget. Yang maen film "KAMBING JANTAN-sebuah film pelajar bodoh". menurut gua (nah..udah mulai keliatan kan apa yang gua ambil dr kambing jantan), memang bener sih blog emang buat diary-salah satunya-, inget ya, diary, bukan diare. ini gua lagi nulis diary, nah..dan yang ini gua lagi diare (fotonya bayangin aja sendiri..ya..).Banyak inspirasi yang muncul ketika gua nonton tuh pilem, tak jentrengin satu persatu nih :

yang pertama :
1. gak salah kan "gua"?
 Emang paling enak tuh ngomong pake "gua", iya..kan? ya..bukan maksud sombong atau so'-so'an, tapi gua ngrasa enak aja gitu makenya. daripada gua make aku, saya, atau bahkan penulis, ana, dsb lah. Hahaha...."gua gitu lhoohh,,", coba kalo pake yang laen,misal.."Penulis gitu loh", "Saya Gitu Loh"...eh, enakan "gua", pa "Gue" ya?
lah..gue aja lah..!! So, judul diatas ntar mbacanya 1. gak salah kan "gue"?
hehehehe...

2. Nulis, sesuatu yang bukan gue banget..!!


setelah dipikir2, nilis tuh emang satu aktivitas yang menyenangkan, kalo bagi gue sih nulis ya sg sarana numpahin unek2 yang ada dipikiran gue, biar gak "jemod" nih otak. tul gak sob?



Baru sekrang2 ni aja napsu nulis gue muncul lagi, setelah beberapa abad musnah bak ditelan bumi (alay), hahaha..Berarti lu penah suka nulis dong zun? (pura2 ada yang nanya)

ya iyaalaah......(jawabku)

heem, emang dulu pas jamanya gue masih sering pake seragam putih abu-abu gue sempet sering nulis-nulis gitu, ya walaupun cuma nulis di diary. eh, ngomong2 soal diary gue jadi inget si KAMBING JANTAN LAGI nih...

Seiring perkembangan teknologi, ya cara nulis pun harus berkembang dong mengikuti zaman, maka dari itu gue lagi mencoba nih nulis di halaman yang namanya "blog", ya walopun blog udah lama muncul, itu artinya blog juga bukan barang baru kan..??

Tak masalah bagi gue, yang terpenting gue ada sarana wat nulis2.


Kamis, 17 Februari 2011

Banyak Wanita Masuk Neraka? Lelaki Lebih Banyak Lagi Dong!

Bismillah. Ada suatu hadits Nabi SAW yang menyebutkan bahwa wanita akan lebih banyak berada di neraka. Hadits ini bila dibaca sepintas seakan seperti hiburan bagi kaum lelaki, bahwa “walau bagaimana” toh jumlah mereka akan lebih sedikit dari pada kaum perempuan di neraka sana. Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan itu dan memberikan gambaran bahwa lelaki lebih potensial untuk masuk neraka.
KITA MULAI, TAPI JANGAN MARAH. PENULIS JUGA LELAKI
Ketahuilah bahwa, satu orang wanita masuk neraka di sana, maka dia bisa menyeret 5 orang lelaki untuk masuk ke dalamnya.
Jadi hadits itu sebenarnya bukan semacam hiburan bagi kaum lelaki, tetapi sebuah peringatan keras, sekaligus mempertanyakan peran kepemimpinannya di dunia ini !!!!
Dalam sebuah keterangan disebutkan bahwa di akhirat kelak, ketika seorang wanita mau diseret ke neraka, dia mengadu pada Allah.
“Ya Allah, saya tidak rela Engkau masukkan saya ke Neraka, saya menjadi demikian dan demikian, karena ayah saya tidak pernah mendidik saya agama, tidak peduli dengan perkembangan tindakan saya, padahal dia pemimpin keluarga. Kalau pun Engkau hendak masukkan saya ke Neraka juga, bagaimana dengan bapak saya yang membiarkan saya begini dan begitu di dunia ??”
Kemudian sang Ayah ditanyai Ilahi tentang sejauhmana peran keayahan mereka selama di dunia, bila benar pengakuan si wanita tadi, maka masuk pula lah sang Ayah ke dalam barisan yang akan diseret ke jahannam.
Apakah si wanita tadi rela dengan masuknya sang Ayah dalam barisan untuk menyertainya ke neraka ??? Tidak ! dia berseru lagi.
“Ya Allah, saya tetap keberatan untuk masuk neraka, didunia hidup saya di bawah kepemimpinan suami saya, sedang dulu dia tidak mendidik dan mengajari saya untuk dekat kepadaMu dan mengerti perintahMu, kalau Engkau hendak masukkan juga saya ke Neraka, bagaimana dengan suami yang Engkau Amanahi untuk membimbing dan mempertanggung jawabkan hamba ketika di dunia ?”
Sang suami kemudian di panggil, lantas ditanya, mengapa kau biarkan isterimu demikian dan demikian ??? Bila benar dakwaan sang isteri, dalam arti memang sang suami dulu
kerjanya cuma, mengganggu isterinya saja. Lagi enak enak tidur dibangunin, sudah bangun terus ditidurin lagi, tidak ada pendidikan maupun nashihat, maka masuklah sang suami ke barisan calon neraka. Puaskah sang wanita tadi dengan suami dan ayah yang bersamanya ?? Tidak ! dia akan berteriak lagi :
“Ya Allah, saya tidak mau dimasukkan ke neraka, saya punya Abang, yang seharusnya memperhatikan dan membimbing saya, tapi hari hari dia hanya memikirkan dirinya sendiri, dia tidak mendidik saya, bahkan membiarkan saya dipinang lelaki yang juga membiarkan saya dalam kebodohan, tidak mengerti agama,tidak faham kehendakMu. Kalau Engkau seret saya juga ke neraka, maka bagaimana dengan Abangku yang membiarkan ku demikian dan demikian ???”
Abangnya kemudian dipanggil, ditanya, benarkah dakwaan adikmu yang perempuan tadi ?? Bila ternyata benar, maka masuk pulalah sang abang dalam barisan neraka tersebut. Puaskah ia dengan ayah, suami dan abangnya menemaninya di barisan itu ???
Tidak ! Dia akan berteriak lagi :
“Ya Allah, saya punya anak lelaki, 9 bulan saya susah mengandungnya, sakit hamba melahirkannya, luka susu hamba digigitnya, hamba suapi dia, besarkan dia …. Tapi setelah dia baligh, setelah dia pergi kemana mana menuntut ilmu, dia tinggalkan hamba dalam kebodohan hamba, dia biarkan ibunya tak mengenal agama, dia hanya memperhatikan isteri dan anaknya saja. tenggelam dalam kesibukannya, sendiri. Kalau Engkau masukkan juga hamba, maka bagaimana anak hamba yang Engkau wajibkan untuk berbakti kepada orang tuanya ????”
Sang Anak dipanggil dan ditanyai, benarkah dakwaan ibunya tadi ? Bila benar, dalam arti sang anak memang membiarkan ibunya, tak memberi masukan seperti Nabi Ibrahim pada orang tuanya (Yaa
Abati qod ja-aa-ni minal ilmi, tat tabi’ni, ahdika sirothon sawiyya
, wahai bapakku, telah datang kepadaku ilmu yang tidak sampai kepadamu, ikutilah aku, ku bimbing engkau ke jalan
yang lurus, Nah bila anak memang “abai” pada ibunya, maka si anak lelaki tadi pun dimasukkan
pula ke barisan menuju Neraka tersebut.
Puaskah sang wanita tadi dengan ayah, suami, abang dan anak lelakinya ??? Tidak !! Ia akan berteriak lagi :
“Ya Allah, engkau jadikan lelaki sebagai penguasa yang memimpin suatu bangsa. Dan mereka yang menguasai kami, kaum lelaki yang memimpin kami, telah membiarkan kami terperosok dalam
suasana yang membuat kami, kaum wanita, mudah berdosa. Kalau Engkau masukkan juga saya ke neraka, bagaimana dengan lelaki yang menjadi penguasa di antara kami ???”

Maka Allah akan panggil lelaki yang memerintah bangsa dimana si wanita tadi berada, kemudian ditanyai mengenai tanggung jawab kepemerintahannya. Dan bila dakwaan si wanita tadi benar, maka masuklah lelaki ini pun ke dalam barisan tadi.
setelah itu barulah wanita tadi, rela dengan keputusan ilahi untuk memasukkannya ke Neraka ….bersama sama dengan 5 orang dari fihak lelaki tadi.
Benar bahwa wanita banyak yang masuk Neraka. Kalau wanita saja sudah sebanyak itu, maka
bagaimana dengan kaum lelaki yang seharusnya memimpin mereka pada jalan kebenaran ? Nah pembaca mari kita sikapi tulisan ini dengan hati dingin tetapi mari kita putar otak kita supaya itu terhindar dari kita. Penulis banyak mempunyai anak perempuan yang menjadi tanggung-jawab. Ya Allah bantu kami semua untuk menghadapi hidup yang tidak mudah meskipun tidak sulit ini.. aamin.
Sumber: modifikasi dari Taaruf Palembang

Search

Bookmark Us